Author : Park Sung Young
Genre :
Romance, Family
Rate :
PG-15
Cast :
Choi Siwon
Choi Sooyoung
Choi Jinri a.k.a Sulli
Choi Minho
Cho Kyuhyun
Lee Taemin
Hwang Mi Young a.k.a Tiffany Hwang
Jung Soo Jung a.k.a Krystal Jung
Kim Heechul
Im YoonAh
Other
CHAPTER III
Author POV
Siwon masih larut dalam lamunannya mengenai
kesamaan antara Yoona dan Tiffany. Tiffany nampak bingung dengan Siwon setiap
mereka berdua bersama pasti Siwon sering sekali melamun.
“Siwon-ssi....”
ucap Tiffany sambil melambaikan tangannya di depan wajah Siwon. Siwon langsung
tersadar dari lamunannya.
“Ah...n...ne.
Wae Fany-ssi?”tanya Siwon setelah tersadar dari lamunannya.
“Ani.
Tidak apa-apa. Kenapa kau melamun Siwon-ssi? Sedang memikirkan apa? Jika ada
masalah ceritakanlah padaku!” ucap Tiffany sambil tersenyum pada Siwon. Siwon
terpaksa berbohong pada Tiffany, tidak mungkin kan kalau Siwon mengatakan bahwa
ia sedang melamunkan Tiffany.
“Anio....
aku sedang tidak memikirkan apa-apa.” Ucap Siwon berbohong.
“Oh,
baiklah. Siwon-ssi kalau begitu aku mau pamit pulang duluan ya. Pekerjaanku
sudah selesai.” Ucap Tiffany sambil hendak beranjak dari tempat duduknya. Tapi
baru hendak beranjak dari tempat duduknya tiba-tiba ada sesuatu yang
menghentikan tangan Tiffany. Tiffany menoleh, ternyata itu adalah tangan Siwon.
“Tunggu.....
aku akan mengantarmu! Aku tidak ingin merepotkanmu.”
“Kau
tidak merepotkanku Fany-ssi. Lagipula pekerjaanku saudah selesai.” Tiffany
akhirnya mengangguk dan pulang bersama Siwon menggunakan mobil ferrary milik
Siwon.
~The Choi’s Family Love Story~
@Choi’s House
Hari
ini merupakan hari Minggu yang seharusnya menyenanggkan bagi orang-orang, tapi
hal ini tidak berlaku bagi Sulli. Hari ini Sulli dirumah hanya berdua dengan
Sooyoung. Tapi Sooyoung sedang asyik membuat tugas sehingga Sulli dari tadi
hanya menonton TV atau membaca Novel dan itu membuat Sulli bosan.
“Onnie...
kenapa hari libur begini kau sibuk sekali sih? Tidak bisakah kau menghentikan
pekerjaanmu dulu? Aku bosan! Ayo kita Shopping Onnie!” ucap Sulli sambil
memelas pada Sooyoung.
“Mianhae
Sulli-ah. Tugas ini harus kukumpulkan besok.” Ucap Sooyoung dengan nada
menyesal.
Sulli
hanya bisa mengerucutkan bibirnya lalu melanjutkan untuk membaca novelnya.
Wajahnya nampak sangat kesal dan nampaknya Sulli tidak benar-benar membaca
novelnya. Namun tiba-tiba handphone Sulli bersering.
‘nanananananana..... electric....nananana
e...e... electric shock’
‘Chullie Oppa Calling”
Sulli langsung tersenyum begitu melihat
nama orang yang meneleponnya dan langsung menekan tombol hijau untuk mengangkat
telepon.
“Yoboseo”
jawab Sulli
“Yoboseo
Sulli-ah” jawab orang diseberang sana yang ternyata adalah Heechul.
“Oppa
ada apa meneleponku?” tanya Sulli
“Aku
rindu dengan dongsaeng kesayanganku tahu! Apakah kau tidak rindu denganku?”
“Ani
bukan begitu oppa, aku juga merindukanmu. Oppa kapan Oppa pulang?” tanya Sulli.
“Nah
karena itu aku juga meneleponmu. Aku ingin memberitahumu bahwa satu jam lagi
aku berangkat kembali ke korea!”
“KYAA....
kenapa oppa tidak bilang sebelumnya? Oppa in i!” ucap Sulli sambil memenyunkan
bibirnya.
“HAHAHA....
mian Sulli-ah. Sulli-ah kau jaga dirimu baik-baik ya!” ucap Heechul sambil
tertawa.
“Ne...
tentu saja aku selalu menjagaku dengan baik, lagipula nanti kan ada oppa yang
selalu menjagaku dengan baik. Kenapa oppa mengatakan hal seperti tadi? Aneh
sekali!”
“Ani...
aku hanya ingin kau menjagaku dengan baik jika aku nanti sudah tidak bisa
menjagamu.”
“Ah
Oppa ini! Aneh sekali, tentu saja kau akan tetap bisa menjagaku.”
“Sulli-ah
sudah dulu ya oppa sudah mau berangkat.”
“Ne
oppa. Oppa kau kira-kira sampai jam berapa? Aku akan menjemputmu!” Ucap Sulli.”
“Aku
kira-kira sampai jam 3 nanti.”
“Baiklah
oppa nanti aku akan menjemputmu.”
“Ne
Gomawo Sulli-ah. Annyeong.”
“Annyeong
Oppa.”
Sambungan
telepon pun terputus. Sulli langsung berlari menuju kamarnya untuk memilih baju
untuk digunakan menjemput Heechul. Ia bernyanyi sambil berjingkrak-jingkrak.
“Ada
apa sih tiba-tiba senyum-senyum sendiri?” tanya Sooyoung yang tiba-tiba melihat
Sulli senyum-senyum sendiri.
“Kau
tahu onnie nanti aku akan menjemput Heechul oppa di bandara! Dia akhirnya
oulang dari Jepang.”
“Benarkah?
Pantas saja kau jadi aneh.” Jawab Sooyoung sambil geleng-geleng kepala.
Di
kamarnya Sulli sibuk memilih baju yang akan digunakan untuk menjemput Heechul.
Ia membongkar semua baju yang ada dilemarinya lalu mencobanya satu persatu.
Namun sudah semua bajunya yang ia coba namun
tidak ada yang cocok. Akhirnya ia memutuskan untuk meminjam baju Sooyoung. Ia
pun dengan cepat turun untuk menemui Sooyoung yang masih mengerjakan tugas di
ruang keluarga.
“Onnie...
Boleh aku mem..... “ Ucapan Sulli tiba-tiba terhenti. Kakinya lemas tiba-tiba
airmatanya tidak kuasa mengalir begitu medengar berita di televisi.
‘Pesawat
dengan nomor penerbangan KR789 yang berangkat dari Jepang menuju Korea Selatan
beberapa waktu lalu dikabarkan jatuh di daerah pegunungan di barat daya Korea.
Dikabarkan semua penumpang dan awak pesawat tewas dalam kejadian tersebut.’
“Onnie...
it... itu.. t...ti...dak.. mungkin kan?” ucap Sulli terbata-bata. Ia begitu
kaget dengan berita itu. Air matanya tidak kuasa ia bendung.
“Sullia-ah
kau harus sabar. Kita harus mencari tahu kebenarannya.” Ucap Sooyoung sambil
menepuk punggung Sulli. Air matanya juga tidak bisa ia bendung.
“Ne...
onn.. ki..kita harus memastikannya sekarang.” Ucap Sulli.
Sooyoung
dan Sulli akhirnya pergi untuk mengecek kebenaran berita tersebut.
SETELAH PEMAKAMAN HEECHUL
Pemakaman
Heechul telah berakhir. Semua orang telah meninggalkan pemakaman termasuk
keluarga Heechul. Tapi masih ada seorang gadis yang masih duduk disamping
pemakaman Heechul sambil terus menangis. Gadis itu adalah Sulli.
“Oppa...
hiks... Kenapa kau harus meninggalkanku secepat ini? Kau bilang kau akan selalu
menjagaku... hiks... tapi kenapa sekarang kau meninggalkanku.” Ucap Sulli
sambil menangis. Dadanya begitu sesak karena kehilangan orang yang sangat
dicintainya.
“Oppa.....
hiks... saranghae...hiks.” kini tangis Sulli langsung meledak. Setelah Sulli
mengatakan hal tadi tiba-tiba angin berhembus. Seperti Heechul mendengar
perkataan Sulli dan mengatakan ‘nado saranghae’.
“Kau
sudah seperti separuh hidupku oppa..... hiks..... Aku tak akan pernah
melupakanmu. Aku janji oppa.... hiks.... aku akan selalu mencintaimu...
hiks...”. Sulli menghentikan ucapannya. Dadanya sangat sesak ia tidak sanggup
lagi untuk mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya bisa menangis sekarang.
@Choi’s House
Sepulang
dari pemakaman Sulli langsung mengunci dirinya di kamar. Setelah kematian
Heechul, Sulli menjadi seseorang yang pemurung. Padahal dulu ia adalah gadis
yang sangat ceria. Ia selalu mengunci diri di kamar dan tidak mau makan. Minho
dan Sooyoung sangat khawatir melihat adik bunsu mereka seperti itu.
“Noona,
aku sudah menggunakan segala cara untuk membujuk Sulli makan tapi dia tetap
tidak mau. Kalau begini terus dia bisa sakit Noona.” Ucap Minho sedih saat dirinya
dan Sooyoung sedang menonton TV di ruang keluarga.
“Hah....
Entahlah aku sudah tidak tahu lagi harus bagaimana lagi Minho-ah. Aku juga
sudah membujuknya tapi dia juga tidak mau.” Ucap Sooyoung sambil menghela
nafas.
“Bagaimana
kalau kita menelepon Siwon hyung saja? Siapa tahu Siwon hyung bisa membujuk
Sulli. Sulli kan dongsaeng kesayangan Siwon hyung.”
“Ne
baiklah aku akan mencoba menghubungi Siwon oppa.” Sooyoung lalu beranjak dan
mengambil handphonenya. Ia langsung menghubungi Siwon.
“Yoboseo.”
Ucap orang diseberang sana yang tentunya Siwon.
“Oppa.
Tidak bisakah kau kembali secepatnya ke korea?”
“Memangnya
ada apa Sooyoung-ah.”
“Kau
tahu kan kejadian yang menimpa Heechul oppa?”
“Ne...”
ucap Siwon nada bicaranya langsung berubah menjadi sedih.
“Sulli
sangat terpuruk karena kejadian itu. Ia sekarang menjadi sangat pendiam. Selalu
mengunci diri di kamar dan Sulli sampai sekarang tidak mau makan oppa. Aku dan
Minho sudah menggunakan segala cara untuk membujuknya tapi ia tetap tidak mau
oppa!”
“Ne,
Aku akan pulang secepatnya Sooyoung-ah”
“Ne
gomawo oppa. Annyeong.”
“Annyeong.”
Telepon
pun terputus.
“Bagaimana
noona?” tanya Minho penasaran.
“Oppa
bilang ia akan pulang secepatnya.”
“Syukurlah.”
Ucap minho sambil menghembuskan nafas lega.
SEMENTARA ITU.....
Setelah
selesai bercakap-cakap dengan Sooyoung di telepon Siwon pun menemui Tiffany.
“Fany-ssi...”
“Ne,
ada apa Siwon-ssi.”
“Sepertinya
aku akan kembali ke korea dan memutuskan untuk mengurus perusahaan yang ada di
korea dan menyerahkan kepemimpinan disini kepada Mr. Jay.”
“Oh
ne... kapan anda akan kembali ke korea? Saya akan mengurus kembalinya anda ke
korea.”
“Mungkin
dua hari lagi.”
“Ah
ne. Saya akan mengurusnya.”
“Ne
gomawo Fany-ssi. Kau juga harus pindah ke korea karene kau akan tetap menjadi
sekretarisku.”
“Mwo...
ah ne Siwon-ssi.” Ucap Tiffany sambil menunjukkan eye smilenya.
2 hari kemudian
@Airport
Hari
ini Tiffany dan Siwon sudah ada di bandara John F Kenedy untuk menuju ke korea.
Pesawat mereka akan berangkat 30 menit lagi.
“Fany-ssi,
kajja kita masuk! Sebentar lagi pesawatnya akan berangkat!” ucap Siwon
menggandeng tangan Tiffany.
DEG
Tentu
saja Tiffany langsung olahraga jantung diperlakukan seperti itu.
“ah...n..ne..
kajja!” ucap Tiffany gugup. Mereka pun akhirnya berjalan menuju ke pesawat
dengan Siwon yang menggandeng tangan Tiffany. Tiffany memegang dadanya. Entah
mengapa setiap ia dekat dengan Siwon jantungnya selalu berdetak dua kali lebih
cepat.
Sesampainya di pesawat....
Saat
mereka memasuki pesawat Siwon masih tetap menggandeng tangan Tiffany. Entah ia
memang lupa atau memang sengaja hanya Siwon dan Tuhan yang tahu.
“Si...siwo-ssi..”ucap
Tiffany gugup
“Ne?”Siwon
langsung menoleh ke arah Tiffany. Tiffany masih gugup. Ia tidak tahu harus
bagaimana mengatakannya pada Siwon. Tiffany hanya terus memandangi tangannya ya
masih digenggam Siwon. Siwon yang mengerti pun langsung melepaskan genggaman
tangannya terhadap tangan Tiffany.
“oh...
mi..mian Fany-ssi aku tak sengaja.” Ucap Siwon
“Ah..
ne gwenchana.” Ucap Tiffany sambil menunjukkan eye smilenya. Mereka pun
akhirnya duduk di kursi(?) penumpang dan 20 menit kemudian pesawat pun lepas
landas.
Setelah 12 jam perjalanan (mian kalo
salah)
@Incheon Airport
Setelah
mengambil barang-barangnya Siwon langsung menghampiri Minho yang saat itu
menjemputnya diikuti oleh Tiffany. Siwon langsung memeluk Minho.
“Hyung
bogoshipo.” Ucap Minho
“Nada
Minho-ah.” Ucap Siwon sambil melepaskan pelukannya dengan Minho. Minho hanya
tersenyum sekilas pandangannya langsung teralih pada Tiffany.
“Hyung
nugu? Apakah yeojachingumu? KYAA!! Kenapa kau tak bilang jika kau punya
yeojachingu hyung?” ucap Minho heboh.
PLETAKK
Sebuah
jitakan dari Siwon langsung mendarat mulus di kepala Minho. Tiffany yang
melihatnya hanya tertawa kecil.
“Hyung
appo..” ringis Minho sambil mengusap-usap kepalanya.
“Makanya
jangan asal bicara! Minho-ah perkenalkan ini sekretarisku namanya Tiffany.
Fani-ssi perkenalkan ini dongsaengku namanya Minho.” Ucap Siwon
Tiffany
dan Minho pun langsung berjabat tangan.
“Hwang
Tiffany imnida.” Ucap Tiffany
“Ne.
Choi Minho imnida.” Balas Minho
“Siwon
hyung, Tiffany noona kalian cocok.” Celetuk Minho
Wajah
Siwon dan Tiffany pun seketika memerah. Minho yang melihatnya hanya tertawa.
“Ya,
kau ini jangan bicara yang aneh-aneh, kajja kita pulang.” Ucap Siwon lalu
menarik Tiffany dan mereka berjalan mendahului Minho.
Minho
yang melihat Hyungnya salah tingkah hanya geleng-geleng kepala. Lalu berlari
untuk menyusul Siwon dan Tiffany yang sudah berjalan duluan.
Di dalam Mobil (ceritanya disini mereka
udah nganter Tiffany pulang)
Setelah
pulang dari mengantar Tiffany, Siwon dan Minho langsung menuju ke rumah
keluarga CHOI. Suasana nampak hening. Minho masih fokus menyetir dan Siwon
hanya memandang kota suasana sore kota Seoul dari jendela. Minho sepertinya
tidak suka dengan suasana hening seperti ini akhirnya Minho pun membuka
percakapan.
“Hyung
sepertinya dari tadi kau salah tingkah setiap dekat dengan Tiffany noona? Apa
kau menyukainya?” tanya Minho tiba-tiba
“Ten...
tentu.. s..sa..saja tidak.” Ucap Siwon gugup.
“Benarkah?
Kau tidak usah bohong padaku hyung! Aku bisa melihat dari tatapan matamu pada
Tiffany noona sangat berbeda.”
“Aku
juga tidak tahu dengan perasaanku sendiri.” Ucap Siwon menundukkan kepalanya.
“
Ckck.... jika kau memang menyukainya. Jangan terlalu banyak mengulur waktu
hyung. Cepat nyatakan padanya sebelum dia nanti diambil orang lain.” Ucap minho
sambil menepuk bahu Siwon.
“Ya,
sejak kapan kau jadi penasehat cinta seperti ini?” goda Siwon
“Hahaha...
kau ini bisa saja hyung! Tapi Fany Noona mirip ya sama Yoong Noona!” celetuk
Minho. Raut wajah Siwon seketika berubah menjadi sedih. Minho yang melihat
perubahan wajah kakaknya langsung merasa bersalah.
“Mi...Mian
Hyung. Aku tidak bermaksud..”
“Gwenchana.
Mereka memang mirip.”ucap Siwon sambil memaksakan untuk tersenyum. Minho hanya
mengangguk lalu kembali fokus untuk mengemudi sedangkan Siwon kembali menatap
keluar jendela dengan wajah yang sulit diartikan.
SIWON POV
Ternyata
bukan hanya aku yang berpikir bahwa Tiffany dan Yoona mirip dan tanpa aku
sadari sepertinya aku sudah menganggap Tiffany adalah Yoona. Mereka sangatlah
mirip sehingga berada di dekat Tiffany langsung membuatku serasa berada di
dekat Yoona dan tanpa aku sadari aku menyukainya, ani lebih tepatnya aku
menyukainya sebagai Yoongku. Yoong-ah tolonglah aku! Aku sungguh bingung dengan
perasaanku.
SIWON POV END
AUTHOR POV
Setelah
melalui perjalanan kira-kira 30 menit akhirnya Minho dan Siwon sampai di rumah
mereka. Begitu mereka sampai mereka langsung disambut oleh Sooyoung.
“Oppa
bogoshipo. Bagaimana kabarmu disana oppa?” tanya Sooyoung sambil berlari
memeluk Siwon.
“Nado
Sooyoung-yah. Aku baik-baik saja.” Ucao Siwon balik. Mereka lalu melepas
pelukan mereka. Siwon langsung mengedarkan pandangannya, ia tidak menemukan
Sulli. Padahal kalau Siwon pulang dari bepergian pasti Sulli yang paling
semangat menyambutnya.
“Youngie-ah
dimana Sulli?” Mendengar pertanyaan Siwo raut wajah Sooyoung langsung berubah
sedih.
“Itulah
oppa, belakangan ini Sulli selalu mengurung diri di kamarnya ia juga tidak mau
makan oppa.”
“Ah
kalau begitu aku akan ke kamarnya. Akan kucoba untuk membujuknya makan.”
Sooyoung dan Minho hanya mengangguk sedangkan Siwon langsung menuju ke kamar
Sulli. Sesampainya di depan kamar Sulli iya langsung mengetuk kamar Sulli.
‘Tok...tok...tok...’
“Sulli-yah
oppa pulang, apakah oppa boleh masuk ke kamarmu?” tanya Siwon. Namun tak ada
jawaban Siwon pun akhirnya langsung saja masuk ke kamar Sulli. Betapa kagetnya
Siwon, begitu ia masuk ke kamar Sulli. Siwon langsung melihat Sulli sudah
tergeletak tak sadarkan diri di lantai dengan darah yang terus mengucur dari
pergelangan tangannya disebelahnya juga tergeletak sebuah pisau cutter. Sudah
dipastikan kalau Sulli mengiris urat nadinya sendiri. Siwon pun langsung
berlari menghampiri Sulli. Ia juga langsung berteriak memanggil Minho dan
Sooyoung.
“Minho-ah,
Sooyoung-yah cepet kesini!” teriak Siwon panik. Minho dan Sooyoung pun langsung
berlari menuju ke kamar Sulli. Mereka juga langsung menghampiri Sulli dan sama
paniknya dengan Siwon.
“Hyung,
bagaimana ini bisa terjadi?” tanya Minho menghampiri Siwon
“Molla,
begitu aku masuk Sulli sudah seperti ini. Kajja kita bawa ia ke rumah sakit.”
Siwon dan Minho pun langsung membawa Sulli ke rumah sakit. Sooyoung juga
mengikuti mereka. Dalam perjalanan Sooyoung tak henti-hentinya menangis.
Walaupun ia dan Sulli sering bertengkar tapi sebenarnya ia sangat menyayangi
Sulli.
Sesampainya
di rumah sakit Sulli langsung ditangani oleh dokter sedangkan Minho,Siwon dan
Sooyoung menunggu di luar.
“Seandainya
aku pulang lebih cepat mungkin semua ini tidak akan terjadi. Aku memang bukan
kakak yang baik. Ibu dan ayah pasti sedih karena aku tidak bisa menjaga Sulli.”
Ucap Siwon sambil menundukkan kepalanya.
“Anio
oppa. Disini tidak ada yang salah. Kau adalah kakak yang baik, kau selalu
menjaga kami selama ini.” Ucap Sooyoung yang duduk disebelah Siwon.
“Ne
hyung, kau jangan menyalahkan dirimu dalam kejadian ini. Lebih baik sekarang
kita berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dengan Sulli.” Ucap minho menepuk
pundak Siwon. Siwon hanya mengangguk. Tak lama keluarlah seorang lelaki paruh
baya mengenakan kacamata dan memakai jas putih. Sudah dipastikan kalau lelaki
itu adalah dokter. Siwon yang melihatnya langsung menghampiri dokter tersebut
diikuti oleh Minho dan Sooyoung.
“Dok,
bagaimana keadaan adik saya?” tanya Siwon pada dokter tersebut dengan khawatir.
“Syukurlah
sekarang ia sudah melewati masa kritisnya. Untung saja kalian cepat membawanya
kesini kalau terlambat sedikit saja kita mungkin tidak akan tahu apa yang
terjadi.” Mendengar pernyataan dokter tersebut Siwon, Minho dan Sooyoung
langsung menghela nafas lega.
“Apakah
kami sudah boleh melihat keadaan Sulli dok?” tanya Sooyoung pada dokter
tersebut.
“Ne,
kalian bisa melihatnya sekarang. Tapi ia masih belum sadar.”
“Ne,
khamsahamnida dokter.” Kata mereka bertiga bersamaan.
“Ne
cheonmanayo.” Dokter tersebut langsung meninggalkan Sooyoung, Siwon dan Minho.
Mereka pun langsung memasuki kamar rawat Sulli. Tak lama setelah itu Sulli
membuka matanya.
“Sulli-yah
kau sudah sadar.” Kata Sooyoung menghampiri Sulli.
“Aku
dimana?” tanya Sulli dengan suara parau.
“Kau
di rumah sakit Sulli-yah.” Kata Siwon. Sulli tidak menanggapi perkataan Siwon,
ia hanya diam dengan tatapan kosong. Kakak-kakaknya hanya memandang Sulli
dengan tatapan sedih. Namun tiba-tiba terdengar isakan dari Sulli.
“Ada
apa Sulli-yah?” tanya Minho kawatir.
“Hiks...
kenapa kalian tidak membiarkan aku mati saja.. hiks aku ingin bertemu Heechul
oppa.” Sooyoung langsung memeluk adiknya.
“Jangan
bicara seperti itu Sulli-yah. Kau tidak boleh seperti ini terus. Heechul tidak
akan tenang disana jika melihatmu seperti ini.” Ucap Siwon emosi.
“Tapi
aku mencintainya oppa! Aku ingin bersamanya! Kau tak akan tahu bagaimana
sakitnya oppa!” Teriak Sulli.
“Siapa
bilang aku tak tahu! Aku bahkan mengalami yang lebih sakit darimu!” kini emosi
Siwon langsung meledak, ia langsung keluar dari ruang rawat Sulli. Ia takut
akan melakukan sesuatu yang diluar kendalinya. Minho langsung menyusul Siwon.
“Hyung
sabarlah. Kau tidak boleh emosi seperti ini. Sulli masih depresi dengan
kepergian Heechul hyung.” Ucap Minho sambil menepuk pundak Siwon.
“Ne,
maafkan aku.” Ucap Siwon menunduk.
“Cheonma
hyung, kajja kita menemui Sulli. Kita harus membujuknya agar tidak seperti ini
lagi. Kita berempat sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Jadi kita tidak
boleh bertengkar seperti ini hyung.” Mrndengar perkataan Minho, Siwon langsung
tersenyum dan mengangguk. Mereka memasuki ruang rawat Sulli.
Siwon, Sooyoung dan Minho selalu dengan
berbagai cara membujuk Sulli agar tidak selalu bersedih dengan kepergian
Heechul. Tapi tetap saja tidak berhasil. Sulli tetap saja murung. Ia tetap
tidak mau makan paling hanya dua suap saha sudah untung. Hari ini Minho dan
Sooyoung yang menjaga Sulli. Siwon tentu saja harus bekerja mengurus perusahaan
keluarga Choi. Saat ini Sulli sedang tidur. Sedangkan Minho membaca komik dan
Sooyoung juga ikut tertidur. Maklum saja semalam Sooyoung harus begadang
menjaga Sulli. Tiba-tiba terdengar seseorang mengetuk pintu lalu masuklah
seorang gadis seumuran Sulli. Minho langsung menghentikan kegiatan membaca
komiknya dan menoleh ke arah gadis tersebut.
DEG
Begitu kagetnya ia begitu melihat siapa
yang datang. Begitu pun gadi tersebut ia sangat kaget melihat Minho di kamar
rawat Sulli. Hati gadis tersebut agak perih mengetahui hal tersebut.
“Annyeong”sapa gadis tersebut sambil
tersenyum manis pada Minho.
“Ah ne an..annyeong.” Minho membalas
sapaan gadis tersebut gugup.
“Apa kau masih mengingatku Minho-ssi?”
tanya gadis tersebut
“Ah ne tentu saja Soojung-ssi. Apakah
kau ingin menjenguk Sulli?” tanya Minho pada gadi tersebut yang ternyata adalah
Krystal.
“ne.” Minho langsung membangunkan
Sooyoung dan Sulli.
“Sulli-yah ada temanmu yang ingin
menjengukmu.” Kata Minho Sulli langsung mengucek matanya.
“Krystal-yah.” Ucap Sulli pada Krystal.
Krystal lalu menghampiri Sulli dan memeluknya.
“Sulli-yah bagaimana keadaanmu apakah
sudah baikan?”
“Ne aku sudah baikan.” Jawab Sulli
singkat. Krystal agak sedih melihat keadaan sahabatnya. Sulli yang biasanya
selalu tersenyum kini menjadi sangat pemurung. Krystal bercerita pada Sulli
tentang sekolah mereka. Tapi sayangnya Sulli hanya diam saja mendengar cerita
Krystal. Setelah selesai berbincang dengan Sulli, Krystal memutuskan berpamitan
untuk pulang.
“Sooyoung Onnie, Minho-ssi aku mau
pulang dulu ya!” Pamit Krystal
“Ne, tapi apakah kau pulang sendiri?
Ini sudah hampir malam.” Ucap Sooyoung
“Gwenchana unnie tidak apa-apa kok.”
“Anio, ini sudah hampir malam sangat
berbahaya untukmu pulang sendiri. Biarkan Minho mengantarmu. Minho-ah kau antar
Krystal pulang ya!” Minho hanya mengangguk menyetujui perkataan noonanya.
Krystal awalnya tetap tidak mau tapi karena Sooyoung memaksa akhirnya setuju
untuk pulang diantar Minho.
“Baiklah kalau begitu aku pamit pulang
ya unnie.” Ucap Krystal sambil membungkuk. Sooyoung hanya mengangguk. Krystal
dan Minho pun keluar dari kamar rawat Sulli. Mereka berjalan menuju parkiran
mobil dengan suasana hening. Tentu saja keduanya sangat gugup. Akhirnya Minho
memutuskan untuk membuka pembicaraan.
“Soojung-ssi...” Panggil Minho
“Ne Minho-ssi...” Krystal langsung
menoleh
“Bi...bisakah kau memanggilku dengan
sebutan oppa saja. Lagipula aku lebih tua darimu.”
“ne Minho-ssi... mak..sudku ne
op..oppa.” jawab Krystal gugup.
“Apakah kau sudah berteman baik dengan
Sulli sejak lama”
“Ah ne kamu sudah berteman sejak baru
masuk SMA.” Ucap Krystal. Minho hanya mengangguk.
“Lalu oppa sudah berapa lama berpacaran
dengan Sulli?” tanya krystal walaupun hatinya sangat sakit sekarang. Minho yang
mendengar pertanyaan Krystal langsung tertawa. Sedangkan krystal mengerutkan
keningnya karena sangat bingung dengan perilaku Minho.
“Kenapa oppa tertawa?” Tanya Krystal
bingung.
“Hahaha... habisnya pertanyaanmu lucu
sekali. Apakah aku dan Sulli terlihat seperti orang berpacaran?” tanya Minho.
“Ne...” jawab krystal singkat pipinya
agak memerah sekarang.
“Mana mungkin aku berpacaran dengan
adik kandungku sendiri.” Krystal langsung menaikkan sebelah alisnya mendengar
perkataan Minho.
“Mwoo? Jadi maksudmu kau dan Sulli
bersaudara? Kenapa Sulli tidak pernah menceritakannya?”
“HAHAHA... mungkin karena selama ini
aku sekolah di paris.” Krystal hanya menunduk malu karena pertanyaannya.
Sedangkan Minho hanya tersenyum melihat tingkah Krystal. Mereka pun akhirnya
sampai di parkiran tempat Minho memarkir mobilnya. Minho pun langsung
membukakan pintu untuk Krystal dan menyuruh Krystal untuk masuk ke dalam mobil.
Setelah krystal masuk ke mobil Minho juga langsung masuk ke mobil dan duduk di
kursi pengemudi. Ia langsung melajukan mobilnya untuk mengantar krystal.
Malam harinya....
Malam
ini dan besok Minho harus menjaga Sulli di rumah sakit karena Siwon tentu saja
sangat sibuk mengurus perusahaan dan Sooyoung harus kuliah. Tentu saja Minho
yang besok tidak ada jadwal kuliah harus menjaga Sulli sendirian. Saat ini
Sulli tengah menonton TV tapi sepertinya ia tidak benar benar menonton TV
tatapan Sulli masih tetap kosong. Minho hanya memainkan game dengan PSPnya.
Saat sedang asyik bermain game tiba-tiba ponsel Minho berdering.
‘Dream girl sone japhil deut japhiji
annneun Dream girl maeil
bam ireoke neol gidaryeo’
Minho
pun langsung mempause gamenya lalu menjawab telepon tersebut.
“Yoboseo?”
“..................”
“Ah
ne benar saya Choi Minho. Dengan siapa saya bicara sekarang?”
“.................”
“Apakah
harus besok? Tidak bisakah diurus lain waktu?”
“................”
“ne,
baiklah besok saya akan segera ke kampus untuk mengurusnya.”
“...............”
“Ne
khamsahamnida.”
“...............”
“Annyeong
Songsaemnim.”
Minho
pun langsung memutus sambungan teleponnya.
MINHO POV
Bagaimana
ini aku besok harus mengurus masalah kepindahanku. Kenapa sih pindah ke
universitas Seoul sangatlah rumit. Bagaimana ini siapa yang akan menjaga Sulli
sekarang. Aku pun mencoba memikirkan cara terbaik tentang siapa yang akan aku
suruh menjaga Sulli. Akhirnya satu nama terlintas dipiranku. LEE TAEMIN. Tapi
aku agak sedikit tidak yakin dia mau. Tapi apa salahnya mencoba. Aku langsung
mengambil ponselku lalu mencari kontak Taemin. Aku langsung menghubungi Taemin.
“Yoboseo”
sapa orang diseberang sana yang aku yakini adalah Taemin.
“Yoboseo.
Taemin-ah.” Balasku
“Minho
hyung! Ada apa meneleponku?”tanyanya
“Taemin-ah
bolehkah aku meminta bantuanmu?” tanyaku pada Taemin.
“Apa
hyung?” tanya Taemin
“Maukah
kau menjaga dongsaengku di rumah sakit? Aku ada urusan penting di kampus besok
pagi dan kakak-kakakku juga sibuk. Maukah kau membantuku?”
“Aisshhh....
hyung kau ini saat libur malah menyuruhku menjaga adikmu. Aku tidak mau ah!
Lebih baik aku tidur di rumah. Jarang-jarang tahu dapat libur.”
“Apakah
kau tega pada sahabatmu ini? Bagaimana
kalau aku memberikanmu imbalan jika kau mau menjaga adikku?” Semoga saja Taemin
mau menerima tawaran yang akan aku berikan.
“Apa
imbalannya hyung?” Tanyanya semangat. Dasar bocah ini.
“Aku
tahu kau menyukai Suzy. Bagaimana kalau aku memberikanmu nomor ponsel Suzy
sebagai imbalannya?”
“Benarkah
hyung? Baiklah aku setuju. Aku akan menjaga adikmu seharian besok.” Ucap Taemin
semangan. Dasar.
“Tentu
saja. Aku selalu menepati janjiku. Jadi kau tenang saja.”
“Ne
hyung aku akan menjaga dongsaengmu dengan baik.”
“Ne
gomawo Taemin-ah. Kau memang sahabatku yang terbaik.”
“Taemin
gitu loh hyung.”
“Taemin-ah
sudah dulu ya!”
“Ne
hyung.”
Aku
pun langsung memutus sambungan teleponku dengan Taemin. Aku menghembuskan nafas
lega. Akhirnya aku dapat juga orang untuk menjaga Sulli. Jadi aku tenang
sekarang.
MINHO POV END
AUTHOR POV
Keesokan
Harinya....
Hari
ini Minho harus menguruus urusan kuliahnya di kampus jadi yang akan menjaga
Sulli di rumah Sakit adalah Taemin. Saat ini Taemin Sudah sampai didepan pintu
kamar rawat Sulli. Ia pun langsung mengetuk pintu dan masuk ke ruangan
tersebut.
“Annyeong
hyung” Sapanya begitu memasuki kamar rawat Sulli.
“Ah
annyeong. Tamin-ah kau sudah sampai.” Sapa Minho balik sambil tersenyum. Taemin
lalu segera menghampiri Minho. Sulli tentu saja hanya duduk diam tanpa
mengatakan sesuatu. Pandangannya kosong. Mungkin ia tampak seperti mayat hidup
sekarang.
“Taemin-ah
perkenalkan ini yeodongsaengku namanya Sulli. Sulli-yah perkenalkan ini adalah
teman oppa namanya Taemin.” Taemin pun langsung mengulurkan tangannya untuk
dijabat(?) Sulli.
“Perkenalkan
Taemin imnida.” Sulli menjabat tangan Taemin.
“Sulli
imnida” jawab Sulli dengan dinginnya tetap dengan pendangan kosong. Taemin agak
sedikit heran dengan Sulli yang sepertinya sama sekali tidak gairah untuk
hidup.
“Taemin-ah
bisakah kita bicara sebentar?” Taemin dan Minho pun langsung menuju ke balkon
tempat rawat Sulli.
“Ada
apa Hyung?” Tanya Taemin begitu mereka sampai di balkon.
“Aku
minta kau agar menjaga adikku baik-baik ya. Jangan sampai kau meninggalkannya
sendirian di ruang rawatnya.”
“memang
kenapa Hyung?” Tanya Taemin dengan bingung.
“Aku
takut adikku akan mencoba bunuh diri lagi.” Jawab Minho pelan
“Memangnya
kenapa adikmu ingin bunuh diri?”
“Kekasihnya
baru meninggal. Sehingga adikku sangat depresi akan hal itu.” Taemin langsung
mengangguk dan sekilas menoleh ke arah Sulli dengan tatapan sedih dan kasihan.
“Ne
hyung tenang saja.” Ucap Taemin lalu sambil tersenyum.
“Ne
gomawo Taemin-ah.”
“Cheonma
hyung.”
“Eh
iya ada satu lagi Taemin-ah...” Taemin langsung mengernyitkan alisnya.
“apa
hyung?”
“Tolong
kau bujuk adikku untuk makan ya!”
“Ah...
ne aku kira apa hyung. Tenang saja aku akan menjaga adikmu dengan sangat-sangat
baik hyung dan kau harus ingat janjimu hyung.”
“Ne
kau tenang saja. Aku pergi dulu ya!”
“Ne
hati-hati hyung.” Minho pun langsung pergi meninggalkan ruangh rawat Sulli.
Sekarang hanya ada Sulli dan Taemin di ruangan itu.
“Sulli-yah
apakah kau sudah sarapan?” tanya Taemin sambil tersenyum. Sulli menoleh pada
Taemin lalu menggeleng.
“Kalau
begitu kau harus makan” Sulli hanya menggeleng.
“Kau
tidak boleh begitu Sulli-yah. Kau harus makan kalau tidak makan kau bisa sakit.
Bagaimana kalau aku menyuapimu. Ayo aaa....” Ucap Taemin sambil mengulurkan
sendok yang berisi makanan ke depan mulut Sulli. Tapi Sulli malah menghempaskan
tangan Taemin sehingga sendok yang dipegang oleh Taemin jatuh.
“Aku
bilang aku tidak mau makan kenapa kau masih saja memaksaku sih.” Bentak Sulli.
Taemin yang mencoba sabar kini agak sedikit emosi dengan sikap Sulli.
“Ya
sudah kalau kau tidak mau makan. Itu juga bukan urusanku!” ucap Taemin sedikit
membentak karena dia sudah sedikit emosi dengan sikap Sulli. Taemin lalu
mengambil sendok yang Sulli hempaskan tadi lalu ia pun akhirnya memilih untuk
bermain game melalui PSP yang dibawanya. Sedangkan Sulli, tentu saja masih
duduk diam tanpa berbicara apapun. Keadaan Sulli sekarang sangat menyedihkan.
TAEMIN POV
Dasar
wanita ini. Aku sudah mencoba sabar untuk membujuknya makan tapi dia
membentakku seperti itu. Sungguh menjengkelkan bagaimana bisa Minho hyung
memiliki adik seperti dia. Kalau aku tahu adik Minho hyung seperti ini dan
kalau bukan karena imbalan yang Minho hyung berikan mana mau aku menjaga
adiknya yang menjengkelkan ini.
Aku
pun memilih untuk bermain game dengan PSPku daripada emosiku makin memuncak.
Setelah bermain game sekitar sejam sepertinya aku sudah agak bosan. Aku menoleh
ke arah Sulli. Ternyata gadis ini tetap saja duduk diam tak bergeming dengan
tatapan kosong. Dia benar-benar seperti mayat hidup. Aku sungguh kasihan
melihatnya. Aku pun memutuskan untuk mengajaknya ke taman rumah sakit.
“Sulli-yah,
bagaimana kalau kita pergi ke taman rumah sakit? Apakah kau tidak bosan berdiam
diri di kamar terus?” Tanyaku pada Sulli. Namun gadis ini tetap saja diam entah
apa yang sekarang dipikirkannya. Sungguh menjengkelkan. Tapi aku harus sabar
menghadapi gadis ini. Sabar Taemin.
“Kajja
kita ke taman rumah sakit.” Aku pun segera menarik tangannya.
“Shireo,
aku mau disini saja. Kau pergi saja sendiri.” Tolaknya. Tapi aku tetap
memaksanya.
“Ayolah
kita ke taman rumah sakit!” aku pun langsung menarik tangannya keluar dari
ruang rawatnya dan Sulli akhirnya pasrah saja mengikutiku. Kami pun berjalan
beriringan menuju ke taman rumah sakit. Tentu saja yeoja disampingku ini hanya
diam saja. Ya Tuhan, aku sekarang seperti bersama dengan patung. Akhirnya kami
pun sampai di taman. Aku dan Sulli pun duduk di salah satu bangku yang ada di
taman ini. Kami berdua tidak berbicara sepatah katapun. Aku hanya menikmati
suasana taman rumah sakit yang menurutku cukup asri dan nyaman. Kutengok Sulli
yang ada disebelahku. Astaga saat aku menengok ke arah Sulli kulihat ada
tetesan air mengalir dari pipinya.
“Kenapa
menangis?” ucapku pada Sulli. Namun ia tidak menjawab pertanyaanku. Sulli malah
semakin terisak. Astaga dia ini kenapa.
“Uljima
Sulli-yah!” ucapku sambil menyeka air matanya. Walaupun Sulli menyebalkan dan sangat dingin padaku tapi
aku tetap saja aku tidak tega jika melihat perempuan menangis.
“Ayo
ceritakan padaku ada apa sebenarnya! Kenapa kau menangis?” namun Sulli
menggeleng. Mungkin saja dia tidak bisa menceritakannya.
“Baiklah
kalau kau tidak ingin cerita padaku, tapi uljima.” Ucapku padanya.Aku hanya
mengusap-usap punggung Sulli untuk menenangkannya.
TAEMIN POV END
TBC
Mian ya readers Chap 3 nya baru author post. Maaf kalau ceritanya aneh n banyak typo. Kayaknya chapter 4 nya masih lama. Soalnya author udah kelas 3 SMP jadi sebentar lagi UN. Pliss don't be Silent Readers
Gamshamida
Annyeong.... :)
lanjut dong....ff nya...lg seru2ny tw
BalasHapus