Author : Min Ran
Cast : Cho Kyuhyun, Lee
DongHae, Leeteuk (anggep aja marganya lee :D), Cho Kibum (maksa banget-__-)
Genre : Brothership, Family
Warning : Typos, alur berantakan, bahasa
bejelimet, cerita aneh.
Helloo reader!.... kenalin, nama
koreaku Minran. Ini FF pertamaku, semoga nggak terlalu hancur yak? meskipun FF
ini banya typo-nya, alurnya ribet, bahasanya bejelimet, tapi tolong di hargain
ya :D kritik dan saran sangat sangat diperlukan. maka dari itu, aku
mengharapkan komen kalian. tapi kalau kalian emang enggak niat komen nggak
apa-apa juga sih. eh! satu lagi, Mian posternya buruk rupa, ini dikarenakan
photoshopnya ada di laptop yang lagi rusak -__-, nanti posternya bakal diganti
dengan yang mudah-mudahan lebih bagus lagi. oke! daripada banyak bacot,
Happy Reading!
Kita tak
pernah tahu apa takdir yang kita miliki. Ya, kita hanya bisa menebak-nebak
takdir itu. Terkadang Takdir sulit kita terima tetapi kita tahu bahwa takdir
akan membawa kita pada kebahagiaan kita.
Wednesday, 08.00 KST
Di
sebuah jalan setapak yang jauh dari hiruk pikuk seoul, terlihat tiga orang
namja yang tengah berjalan-jalan sembari bercengkrama ria. Salah satu namja itu
terlihat tengah digendong ala piggyback oleh namja yang lebih besar, sementara
namja lain tengah berjalan sambil menikmati permen-nya.
“Kyuhyun-ah,
apa hari ini menyenangkan?”. Tanya salah satu namja yan tengah menggendong
namja lain ringan.
“Hmm”.
Kyuhyun –namja yang tengah digendong- hanya berdehem dan menggeliat di punggung
hyungnya mencari posisi yang lebih nyaman
“Hae-ah,
apa kau senang hari ini?”. Tanya namja itu lagi pada namja yang tengah
menikmati permennya.
“Tentu
saja hyung! Jalan-jalan bersama teuki hyung dan kyunie memang sangat
menyenangkan!”. Balas Donghae –namja pembawa permen gulali- dengan senyum
menghiasi bibirnya.
Leeteuk –nama namja itu- hanya mampu tersenyum miris
melihat kedua dongsaengnya. Dongsaeng yang sangat ia sayangi, namun ia tak tahu
berapa lama lagi mereka bisa bersama lagi seperti saat ini. Mereka memang sedang
dalam perjalanan pulang dari acara jalan-jalan mereka. Apakah kalian berpikir
mereka orang yang hidup sederhana dan memiliki uang pas-pasan? Tidak! Mereka
adalah anak dari salah satu perusahaan terkenal dan sukses di korea. Mereka
memang enggan menggunakan mobil untuk berjalan-jalan meskipun umur mereka termasuk masih anak-anak, karena menurut mereka
dengan berjalan kaki perjalanan akan terasa lebih menyenangkan. Ya, setidaknya itulah yang mereka pikirkan dan meskipun begitu tetap saja ada beberapa bodyguard yang terlihat menjaga mereka.
“Kyu~
apa kau tertidur?”. Leeteuk sedikit menggoyangkan punggungnya agar adiknya itu
menyahut.
“Hyung~
kau mengganggu tidurku”. Jawab kyuhyun kesal, sepertinya leeteuk berhasil
membangunkan adiknya itu.
“Kyu~
kasihan teuki hyung, sepertinya ia kelelahan menggendongmu. Kau kan sudah punya
kaki untuk berjalan dan umurmu sudah 5 tahun! Kau tidak cocok untuk di
gendong”. Donghae hanya berdecak sebal pada maknaenya itu. Sementara itu
kyuhyun terlihat tidak peduli pada perkataan donghae hyungnya itu dan malah
lebih mengeratkan pegangannya di bahu leeteuk.
“Ikan
Jelek, kenapa kau yang protes? Leeteuk hyung saja santai dari tadi, huh!”.
Kyuhyun kembali memejamkan matanya dan merasa posisinya sudah pas alias nyaman.
Donghae hendak membalas tingkah tidak sopan maknaenya itu tetapi leeteuk segera
memotong protesnya.
“Hae-ah
gwenchana, lagi pula menggendong Kyunie bisa membuat badan hyung hangat”. Leeteuk
tersenyum sembari mengelus kepala Donghae. Sementara donghae hanya
menggembungkan pipinya kesal.
“Berarti
hyung tidak suka menggendongku? Kau lebih suka menggendong bocah setan itu?
Hyung menyebalkan!”. Donghae hanya memalingkan wajahnya dari leeteuk hyungnya
itu dan dengan kesal menggigit permennya.
“Bagaimana
kau bisa menyimpulkan bahwa aku tak suka menggendongmu hm? Bukannya donghae
yang tak pernah mau hyung gendong? Kau selalu melarangku menggendongmu”.
Leeteuk hanya tersenyum manis pada dongsaengnya itu. Ia heran, terkadang
dongsaengnya itu terlihat lebih kekanak-kanakan dari maknae mereka. Sementara
donghae hanya diam mengingat bahwa memang ia tak penah mau jika leeteuk ingin
memeluknya. Ia memiliki alasan, ia takut hyungnya sakit karena menggendong
badannya yang agak berat.
“Itukan
karena aku takut hyung sakit karena badanku kan agak berat!”. Donghae membela
dirinya karena merasa terpojokkan. Leeteuk hanya tersenyum melihat muka
dongsaengnya yang sudah memerah karena malu. Leeteuk tak membalas ucapan
dongsaengnya dan hanya tersenyum manis sambil kembali mengelus kepala
dongsaengnya itu.
“Hyuung~
apa kita sudah mau sampai dirumah?”. Kyuhyun terlihat sedikit membuka matanya
dan menguceknya perlahan.
“Ini
kita sudah sampai kyu”. Leeteuk segera menurunkan kyuhyun dari punggungnya dan
menggenggam tangan maknaenya itu untuk menuntunnya memasuki rumah mewah mereka.
Sementara itu donghae sudah terlihat berlari memasuki rumahnya.
Ketiga kakak beradik itu terlihat sudah memasuki rumah
bagai istana mereka itu. Rumah itu tampak sepi hanya ada beberapa pelayan yang
dengan setia menjaga maupun merawat rumah itu beserta mereka bertiga. Dimana
keberadaan orang tua mereka? Jangan ditanya soal hal itu kepada mereka, karena
mereka pun pasti tidak tahu. Ya, meskipun mereka hidup mewah bergelimbang harta,
mereka jarang mendapatkan kasih sayang orang tua terlebih lagi maknae mereka
–kyuhyun-. Hubungan kedua orang tua mereka sudah merenggang. Itu terjadi sejak
Kyuhyun berumur 2 tahun. Ayah mereka ketahuan sedang bermesraan dengan salah
satu sekretaris pribadi ayah mereka dikantor. Saat itu, kedua orang tua mereka
bertengkar hebat. Dan sampai sekarang keadaan tidak pernah membaik. Ibu mereka
mencari pemuda lain dan ayah mereka sering membawa wanita ke rumah.
Rumah
tangga mereka bertahan sampai saat ini karena ayah dari ayah mereka sakit
keras. Dan orang tua mereka setuju untuk tetap tinggal bersama sampai keadaan
kakek mereka membaik. Leeteuk sangat bersyukur dengan hal itu. Hatinya terasa
sangat sakit melihat donghae dan kyuhyun yang menanyakan kemana orang tua
mereka, kenapa mereka selalu bertengkar. Ia bersyukur setidaknya orang tua
mereka belum berpisah sehingga mereka bisa tetap bersama. Ia berharap agar kakeknya
tetap sakit, terdengar kasar bukan? Tapi inilah yang benar-benar ia harapkan.
Tapi harapannya pupus sudah, kakeknya meninggal tiga hari yang lalu. Ini
berarti perpisahan kedua orang tuanya sudah sangat dekat. Ia sangat takut
kehilangan kedua dongsaengnya, ah bukan! Maknaenya! Ya, dia sangat takut
kehilangan maknaenya. Saat itu kedua orangtuanya sempat mengajaknya berbicara
mengenai hal itu.
Flash Back
Monday, 08.37 KST
Saat
itu pagi yang cerah, Leeteuk hari ini memang libur karena di sekolahnya sedang
ada rapat guru. Sementara donghae dan kyuhyun tetap harus bersekolah. Tetapi
hatinya tidak bergembira, ia takut! Sangat takut. Kedua orang tuanya
memanggilnya untk mengajakanya berbicara. Hal ini memang sangat ajaib terjadi.
Tumben kedua orang tuanya memanggilnya, ah ani. Tumben kedua orang tuanya mau
bersama biasanya untuk saling bertatap muka pun tak pernah. Tak lama berpikir,
ia pun dengan berat hati pergi ke ruang tamu dimana orang tuanya sedang duduk
dengan kesibukan masing-masing.
“Eomma...”. leeteuk menatap seorang wanita paruh baya
yang wajahnya terlihat sayu. Tidak seperti wanita yang ia kenal beberapa tahun
yang lalu. Wanita yang selalu mengelus sayang rambutnya, wanita yang selalu
menciumnya jika ingin tidur, wanita yang selalu khawatir jika terjadi sesuatu
padanya maupun dongsaengnya.
“Appa...
“. Matanya kembali teralih ke namja yang dulu sering mengajaknya bermain
basket. Mengajaknya jalan-jalan jika ia
bosan. Dan selalu memberinya nasehat agar menjadi namja yang mandiri dan
bijaksana. Dalam hatinya ia tersenyum miris, ia sangat merindukan kasih sayang
kedua orang itu.
“Leeteuk-ah,
appa rasa kau sudah cukup dewasa untuk bisa mengerti dengan keadaan keluarga
kita saat ini. Appa dan eomma sudah tidak bisa bersama lagi. Kau sudah tau kan,
kepergian kakekmu kemarin menjadi saat untuk keluarga ini berpisah? Kau itu
namja yang kuat. Appa percaya padamu”. Sang ayah menatap anaknya pilu, ia tahu
sangat tahu! Bahwa anak tertuanya itu sakit. Ya, hatinya sangat sakit
mengetahui keadaan keluarga ini. Namun, apa boleh buat. Kesibukan ia dan
istrinya lah yang membuat keintiman mereka berkurang dan mereka mungkin
berusaha untuk mengisi kekosongan hati mereka. Ia tahu ia salah, ia tak
memikirkan anak-anak mereka, apalagi anak terkecilnya yang tidak tahu apa-apa.
Tapi sungguh, ia sudah tak mampu lagi tinggal bersama wanita yang telah
bersamanya selama bertahun-tahun lamanya ini.
Leeteuk
hanya tersenyum, senyuman yang terlihat sangat menyedihkan dimata kedua
orangtuanya itu. Sang eomma sudah tidak mampu berkata apa-apa lagi. Ia hanya
memeluk anak sulungnya itu dengan erat seolah tak ingin melepaskannya. Hanya
kata maaf yang bisa dia ucapkan berulang-ulang. Ia meminta maaf karena telah
menjadi eomma yang buruk, menjadi eomma yang terus membuat hatinya sakit, menjadi
eomma yang tidak pantas dipanggil eomma. Hati leeteuk berdesir. Ini pertama
kalinya eomma-nya memeluknya seperti ini, terakhir kali ia dipeluk saat
pertengkaran pertama eomma dan appanya itu.
“Eomma,
sepertinya baru kemarin ya?”. Leeteuk
sedikit menarik dirinya dari pelukan ibunya. Sementara ibunya memasang muka
seperti bertanya maksud perkataan leeteuk. Sang appa hanya tersenyum pada
anaknya.
“Apa?
Teuki-ah?”. Ibunya mengelus rambut anaknya lembut.
“Sepertinya
baru kemarin eomma dan appa memelukku seperti ini. Liburan keluarga bersama.
Aku dan donghae dan juga kyuhyun. Apa kalian ingat? Saat itu kyuhyun masih
kecil, bicaranya tidak lancar. Donghae sering mengolok-olok nya. Dan saat itu
eomma selalu menenangkan kyuhyun yang ngambek dan appa memarahi donghae dengan
cara yang lucu. Aku...”. Perkataan leeteuk terhenti, ia tak bisa menahan airmatanya
yang sudah memaksa dari tadi agar diizinkan untuk keluar. Sang appa yang sudah
tidak bisa menyembunyikan air matanya memilih memalingkan wajahnya dari muka
sang anak. Sementara sang eomma kembali memeluk anaknya erat. Kata maaf kembali terdengar dari bibir indah eommanya
itu.
“Aku..Aku
hanya ingin kita bisa seperti itu terus eomma, appa. Aku sangat merindukan
kalian. Donghae dan Kyuhyun selalu menanyakan kalian. Saat itu donghae
memenangkan kontes dance disekolahnya. Ia bertanya padaku mengapa kalian tak
datang, sementara orang tua anak lain datang. Apa yang harus aku katakan
padanya? Saat kyuhyun terjatuh maupun tidak bisa tidur. Ia bertanya padaku
mengapa eomma tak menyembuhkan lukaku kalau terjatuh ataupun mengapa eomma
tidak memberikan dongeng sebelum tidur padaku seperti teman-temanku? Aku
bertanya pada kalian?! Apa yang harus aku katakan?! APA?!!”. Badan leeteuk
bergetar ia tak mampu lagi berbicara. Hatinya terlalu sakit untuk menerima ini
semua. Ia tak bisa, seharusnya di umur 11 tahunnya ini ia bisa bermain senang
dengan teman-temannya tanpa berpikir keadaan dongsaengnya dirumah karena sudah
ada orang tua yang merawat. Sang eomma hanya mempererat pelukannya.
“Teuki-ah”.
Sang appa kembali membuka suaranya yang tak bisa ia keluarkan sejak tadi. Ia
tak tahu bahwa anak sulungnya memiliki beban yang sangat berat. Sebagai ayah,
ia merasa sangat gagal.
“Appa,
eomma. Aku.. aku tak perlu uang sialan itu atau pun perusahaan atau apapun itu!
Aku hanya ingin kasih sayang kalian. Tak bisa kah?”. Nada bicara leeteuk
merendah.
“Mianhae,
chagiya~”. Sang eomma menghapus airmata anak sulungnya itu. Leeteuk tersenyum
miris.
“Ah,
permintaanku sungguh berlebihan ya?”. Leeteuk menghapus air matanya tengan
punggung matanya secara kasar.
“Appa
akan membawamu dan donghae, Kyuhyun akan dibawa oleh eomma”. Sang appa terlihat
sudah bisa mengontrol emosinya kembali, dan mengatakan tujuan mereka memanggil
anak sulungnya itu.
“Ne?!”.
Mata leeteuk membulat, ia tak percaya dengan kata ayahnya itu. Bagaimana bisa
sang ayah memutuskan hal ini tanpa persetujuannya.
“Tidak
bisa! Aniyoo! Aku tidak mau! Kenapa kami bertiga tidak bisa bersama?!”. Leeteuk
meronta di pelukan ibunya.
“Kyuhyun
masih terlalu kecil, ia perlu kasih sayang eomma maupun appa, teuki-ah.
Ikhlaskanlah, ini bukan karena kami ingin memisahkan kalian. Jebal~
mengertilah”. Sang eomma kembali terisak. Leeteuk tak mampu berkata apa-apa
lagi. Seluruh badannya lemas, airmatanya sudah mengalih dengan deras.
“Ini
sudah keputusan mutlak, teuki-ah. Kau dan donghae akan bersama appa. Tiga hari
lagi proses perceraian akan dilakukan. Mianhae’. Sang ayah bangun dari duduknya
ia segera naik ke lantai dua meninggalkannya dan ibunya yang masih memeluknya
erat.
Flash Back Off
Disinilah
ia saat ini, dikamar Kyuhyun. Kyuhyun sudah terlelap sejak tadi. Mungkin ia
kelelahan setelah puas bermain di salah satu tempat bermain besar di korea
selatan. Donghae juga terlihat sudah terlelap di samping Kyuhyun. Hatinya
sakit, hari ini hari terakhir ia bisa bersama Kyuhyun. Esok hari, ia dan donghae
akan berpisah dengan maknae kesayangan mereka. Ia takut kyuhyun akan melupakan
dirinya dan donghae. Karena diumur 5 tahun kebanyakan orang akan melupakan hal-hal
terjadi diumur mereka saat sudah besar nanti. Leeteuk mengelus kepala kyuhyun,
tetapi sang pemilk kepala terlihat sedikit terganggu dan membuka matanya.
“Hyung~
kau belum tidur? Eh? Kenapa kau dan ikan ini tidur disini?”. Kyuhyun terlihat
bingung karena keberadaan kedua hyungnya di kasurnya yang besar itu.
“Kyunie,
kenapa kau memanggil donghae ikan, hm?”.
Leeteuk kembali mengelus rambut lembut adiknya itu. Sementara kyuhyun
tersenyum jahil.
“Coba
kau lihat terus hyung, muka hae-hyung kayak ikan! HAHAHA”. Kyuhyun tampak
tertawa sambil menunjuk-nunjuk ke wajah donghae hyungnya itu yang sedang menjelajahi alam mimpi.
“Iya
juga ya?”. Leeteuk tampak menyetujui
ucapan kyuhyun, ia jarang menatap wajah donghae dengan intens. Yang ia tahu,
dimatanya donghae terlihat sangat tampan, manja dan polos.
“Oiya,
Hyungie belum menjawab pertanyaanku!”. Kyuhyun menghentikan tawanya, ia kembali
menatap hyungnya.
“Aku
hanya ingin tidur dengan maknae nakalku, apa tidak boleh?”. Leeteuk tersenyum
manis dan menatap kyuhyun intens. Menyadari hyungnya sedang menatapnya intens,
kyuhyun pun menjadi salah tingkah. Wajahnya yang masih polos dan imut khas anak
berumur 5 tahun bisa membuat leeteuk merasa lebih damai. Setidaknya dengan
melihat wajah polos kedua dongsaengnya hatinya menjadi lebih tenang.
“Waeyo,
hyungie? Apa ada masalah? Kau ceritakan saja pada kyu”. Leeteuk menyadari bahwa
kyuhyun adalah anak yang cerdas. Ia cepat sekali bisa berbicara lancar, otaknya
pun dengan cepat bisa mendeteksi suatu masalah. Ia anak yang cepat belajar.
Mungkin kyuhyun menuruni otak cerdas ayah mereka. Tetapi tetap saja, ia adalah
sosok yang polos dan butuh kasih sayang.
“Berjanjilah
pada hyung, kyu. Kau harus menjadi anak yang mandiri, jangan cengeng, kau harus
selalu kuat. Kau juga harus lebih sering makan sayur, sayur itu sangat
bermanfaat bagimu. Kau tak akan tahu bahwa takdir akan selalu menghantui kita.
Terkadang takdir itu bisa menyenangkan tetapi takdir juga bisa sangat
menyesakkan. Tapi berusahalah percaya pada takdir itu, apapun takdir kita,
pasti selalu ada hikmah dibalik semua itu. Jadi jangan pernah menyesali takdir
itu. Arrachi?”. Leeteuk tak mampu menahan airmatanya, ia tak ingin terlihat
lemah dihadapan kyuhyun. Ia segera memeluk dongsaengnya itu untuk menutupi
airmatanya. Kyuhyun hanya mengerjapkan matanya lucu, berusaha mencerna
perkataan hyungnya itu.
“Arraso
hyung, tapi untuk makan sayur, kyu nggak mau! Sayur itu rasanya aneh! Hmm..
kenapa hyung mengatakan hal itu? Takdir? Eh, apa hyung menangis? Waeyoo?”.
Kyuhyun memasang wajah bingungnya. Leeteuk menghapus air matanya dan kembali
menatap maknaenya itu.
“Aniyoo,
aku hanya iseng ingin mengatakannya kyunie. Kajja, sebaiknya kita tidur. Besok
adalah hari yang sangat melelahkan!”.
Leeteuk menarik kyuhyun kepelukannya, sementara kyuhyun terlihat tak
ingin mencari tahu lebih dalam tentang perubahan sikap hyungnya dan ia hanya
mengedikkan bahunya dan segera terlelap di pelukan hyungnya itu.
Thursday, 06.25 KST
Seorang wanita terlihat sedang mengetuk pintu kamar
Kyuhyun. Wanita itu tak lain tak bukan adalah ibunya sendiri. Merasa tak ada
jawaban ia membuka pintu tersebut yang ternyata tak dikunci. Sang anak –kyuhyun
terlihat masih asyik dengan dunia mimpinya. Ia menyadari sudah lama sekali ia
memerhatikan anaknya itu. Suaminya, Leeteuk dan Donghae sudah siap dibawah.
Donghae juga sudah mengetahui semuanya, ia menangis sejak tadi. Setelah
menenangkan donghae, ia segera membangunkan maknae keluarga ini.
“Kyuu.. ireona”. Sang eomma mengelus pipi kyuhyun penuh
kasih. Sudah lama ia tak melakukan ini pada kyuhyun. Kyuhyun hanya menggeliat
karena menyadari ada yang mengganggu tidurnya itu.
“Hyuuung, aku masih ngantuk! 10 menit lagi, ne?”. Kyuhyun
kembali menarik selimutnya yang sempat ditarik oleh sang eomma sampai menutupi
seluruh badannya.
“Hyung? Kyuu ini eomma chagiyaa”. Sang eomma hanya
tertawa kecil melihat tingkah anaknya itu.
“Sebentar lagi eomm... eh? Eomma!”. Kyuhyun lagi
terbangun karena menyadari keberadaan eommanya.
“Eomma, bogoshipo! Eomma kemana saja? Kyu merindukan
eomma!”. Kyuhyun sudah mendapatkan 100% kesadarannya. Ia langsung memeluk erat
wanita yang dirindukannya ini.
“Eomma nggak kemana-mana kyu, kajja! Kita turun, appa dan
hyungie sudah menunggu kita dibawah”. Sang eomma menarik anaknya agar terbangun
dan mengajaknya segera turun.
“Ne!”. Kyuhyun segera bergelayut manja di tangan ibunya
dan mengikutinya turun tempat dimana appa dan hyungnya menunggu.
Di
sebuah meja makan yang besar terlihat sang appa dan hyungnya telah menunggu
kedatangan mereka berdua. Kyuhyun merasakan ada hal yang aneh saat ini. Mengapa
kedua orang tuanya berada dirumah? Dan mengapa mata donghae hyungnya terlihat
sembab? Apa hyungnya menangis? Firasat-firasat buruk sudah menghantui perasan
kyuhyun. Sang eomma menuntun kyuhyun agar segera duduk di kursinya dan sang
eomma pun mengambilkannya nasi lengkap dengan lauk pauk kesukaannya dan tentu
saja tanpa sayuran.
Raut
wajah bingung terlihat di muka maknae mereka. Donghae tidak bisa bertahan lagi,
ia segera turun dari tempat duduknya dan memeluk kyuhyun dengan erat. Sementara
itu kyuhyun hanya mengerjapkan matany bingung. Leeteuk sudah berurai air mata
lagi. Ibunya hanya mengelus kepalanya. Sementara ayahnya diam membisu.
“Kyuu...
hyung nggak mau berpisah denganmu..hiks hyung nggak mau..hiks”. donghae
menangis keras dipelukan kyuhyun. Kyuhyun menatap mata eommanya seolah memohon
penjelasan. Sang ayah lalu mendekati kyuhyun dan menggendong donghae
menjauhinya.
“Hae-ah
tenanglah”. Sang appa mengelus punggung donghae seolah ingin memberi
ketenangan. Tetapi tangisan donghae lebih keras. Diumurnya yang baru memasuki 7 tahun ini ia sungguh sangat tidak sanggup menerima segala cobaan hidup yang menerpanya
ini. Tangisannya bertambah keras dan memilukan.
“Kyu,
dengarkan perkataan eomma dengan baik, ne? Kau anak yang cerdas, kyunie pasti
bisa mngerti perkataan eomma”. Sang ibu mengelus kepala kyuhyun lembut. Kyuhyun
menatapnya penuh kebingungan. Ia hanya mnganggukkan kepalanya.
“Kyu,
eomma dan appa tidak bisa tinggal bersama lagi. Jadi kita akan berpisah.
Leeteuki hyung dan hae hyung akan tinggal bersama appa. Kyunie akan tinggal
bersama eomma. Apa kyu mengerti?”. Kyuhyun menatap ibunya sedih. Suara tangisan
donghae sudah tidak terdengar. Sang ayah membawanya ke kamar untuk
menenangkannya.
“Apa
eomma dan appa akan bercerai, begitukah?”. Kyuhyun menatap sendu eommanya.
Sementara sang eomma hanya menganggukkan kepalanya. Leeteuk sudah pergi ke
taman belakang rumahnya, ia sudah tak kuat lagi.
“Tak
bisakah kyu bersama teuki hyung dan hae hyung, eomma?”. Kyuhyun menatap
eommanya, airmatanya sudah keluar dengan sukses.
“Aniyaa,
eomma akan mengajakmu pergi. Tapi eomma janji, eomma akan mengajakmu menemui
hyungmu sesekali”. Sang eomma menghapus air matanya. Tidak! Ia tidak mau
berpisah dengan hyungnya!. Kyuhyun berlari menuju kamarnya, ia tak menghiraukan
panggilan eommanya. Ia mengunci kamarnya ia tak bisa menerima semua ini. Tidak
bisa!.
“Kyuu,
chagiya. Eomma tahu ini sangat berat bagimu. Eomma mohon kyuu”. Dibalik pintu
eommanya sudah menangis. Ia merasa sangat bersalah pada anak terkecilnya itu.
Sang appa juga terlihat sudah menyerah menenangkan donghae, anak itu sudah
berlari mencari leeteuk dan menangis dipelukan hyungnya itu. Leeteuk segera ke
kamar kyuhyun. Leeteuk tahu, pasti kyuhyun tak bisa menerima semuanya. Ia
menatap kedua orang tuanya, eommanya langsung mengerti dan mengambil donghae
dipelukannya.
Tok..tok..tok..
Tak
ada sahutan.
“Kyu~
ini teuki hyung”. Ceklek, pintu terbuka.
Tak
lama setelah ia masuk kyuhyun langsung menerjang tubuhnya, kyuhyun memeluk
tubuh hyungnya itu erat. Leeteuk bersyukur bisa menjaga keseimbangan kalau
tidak, mungkin ia sudah terjerembab jatuh ke belakang tadi.
“Kyuu”.
Tak ada sahutan, maknaenya itu tengah menangis sesenggukan di pelukannya.
“Kau
ingat perkataanku kemarin malam? Takdir, kau ingat itu?”. Tangis kyuhyun
mereda. Hanya isakan kecil yang terdengar.
“Kalau
kau percaya pada takdir, takdir itu pasti menuntun kita selalu. Tergantung
jalan yang kita tempuh, ne? Jadi meskipun kita berpisah, kita pasti akan selalu
bertemu. Sesuai takdir kita”. Tangisan kyuhyun mereda, ia melepaskan pelukannya
dari hyungnya itu. Tak jauh dari mereka semua terlihat dua bodyguard yang menjaga
mereka. Sang eomma melirik kedua bodyguard itu seolah memberikan tanda. Kedua
bodyguard itu pun sepertinya mengerti maksud lirikan tersebut dan mendekati
kyuhyun dan leeteuk.
“Hae-ah,
jaga dirimu baik-baik ne? Kau harus jadi anak yang mandiri, jangan manja lagi.
Eomma menyayangimu”. Sang eomma mengecup pipi donghae dengan penuh kasi sayang
dan meninggalkan anak itu. Sang appa langsung memeluk donghae lagi. Kedua
bodyguard itu sudah membawa kyuhyun yang meronta-ronta minta dilepaskan.
“YAA!!
LEPASKAN AKU MANUSIA JELEK! HYUUUNG! APPA! LEPASKAN AKU!”. Kyuhyun berteriak
agar ia dilepaskan, leeteuk hanya bisa menangis melihat maknaenya. Ia tak bisa
berbuat banyak. Sang eomma sudah masuk ke mobil mereka.
“KYUU!!
APPA! Jangan biarkan ia membawa Kyuhyun, jeball! APPA!! KYUUU!!!!
KYUHYUN-AAH!”. Sang appa mempererat pelukannya kepada donghae.
“HYUUUUNG!!!!”.
Mobil yang membawa kyuhyun dan eommanya sudah menjauh dari rumah itu.
“Kyu,
hyung janji. Suatu saat nanti, kita pasti akan bersama lagi”.
TBC
Ikut baca....
BalasHapus